Sabtu, 05 Januari 2019

Impian dari Tanah Mutiara Hitam Indonesia bag. 2

PERSIAPAN PRAKONDISI
Minggu subuh yang terasa begitu dingin, bersiap untuk pulang ke rumah setelah semalam terjadi pembicaraan lewat telepon dan untuk lebih jelas serta mempersiapkan segala sesuatu, maka aku putuskan untuk pulang sesegera mungkin. Masih ada waktu sekitar satu minggu sampai pelaksanaan prakondisi dimulai, jadi cukup waktu untuk istirahat, silaturahmi dan persiapan segala sesuatunya. Udara yang masih terasa dingin aku terjang, sambil mengendarai si biru, saksi perjuangan dari awal pendaftaran sampai lolos prakondisi dengan gagahnya melaju dijalan. Tak lupa do’a selalu dipanjatkan agar senantiasa diberikan keselamatan selama perjalanan pulang. Kondisi jalan raya sudah cukup ramai, walaupun akhir pekan tetapi masih banyak orang yang sudah melakukan aktivitas sejak dini hari.
Dua jam perjalanan dilalui dengan baik tanpa ada hambatan sedikitpun. Ku ucap salam dan mengecup tangan kedua orang tua yang saat itu sedang memulai aktivitas mereka. Seperti biasa pertanyaan mereka adalah “pulang pagi sekali?” dan aku pasti menjawab biar tidak terjebak macet dari Bandung jadi berangkat subuh-subuh. Aku pergi ke dapur cari makanan, nonton TV dan istirahat. Begitu kebiasaanku tatkala pulang ke rumah dan di rumah harus selalu ada makanan sebagai cemilan. Memang tidak ada tempat yang paling nyaman selain di rumah. Dulu rajin bersih-bersih, sekarang setelah 4 tahun kuliah di Bandung, kalau pulang pasti kerjaan Cuma makan dan nonton, hanya sesekali membantu membersihakan rumah.
Sore hari yang indah saat kunikmati suasana itu dengan alunan musik, terdengar suara ibu memanggil untuk masuk dan berkumpul di ruang keluarga. Disana bapak juga sudah menunggu sambil menonton TV. Bapak bertanya mengenai hasil seleksi yang telah aku jalani dan kelanjutan dari kegiatan yang aku ikuti ini. Aku menjelaskan serinci mungkin bahwa hasil seleksi kemarin menyatakan aku berhak mengikuti kegiatan prakondisi, yakni kegiatan pembekalan yang akan dilaksanakan selama dua minggu, mempersiapkan para peserta sebelum terjun langsung ke daerah 3T. Selanjutnya akupun menjelaskan bahwa lokasi pengabdian nanti ditentukan oleh pihak penyelenggara dan akan mengabdi di daerah tersebut selama satu tahun. Kelanjutan dari kegiatan ini adalah pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang akan dilaksanakan selama satu tahun setelah program SM-3T. PPG nanti akan mengantarkan kita mnedapatkan gelar Gr atau guru profesional. Apabila kita ingin menjadi PNS, program yang terakhir dapat kita ikuti, nama program ini adalah Guru Garis Depan (GGD) yang mana nanti kembali mengajar di pelosok negeri. Begitu aku menjelaskan kepada kedua orang tuaku. Dukungan, do’a, nasihat dan kekuatan terus dilontarkan oleh kedua orang tuaku. Mereka ingin aku tetap maju dan melewati proses demi proses dari program ini dengan baik. Hal ini membuat keyakinanu bertambah untuk terus melangkah maju dalam mewujudkan cita-citaku sebagai seorang guru yang profesional.
Tak terasa waktu maghrib telah tiba. Perbincangan kami akhiri untuk segera menunaikan ibadah sholat maghrib. Ku akhiri sembahyang waktu itu dengan iringan do’a memanjatkan puji syukur karena diberikan orang tua yang luar biasa dan berdo’a agar semua urusan diberi kelancaran, kemudahan rezeki, dan semoga kelak aku bisa membalas semua jasa orang tuaku.
Usai melaksanakan sholat maghrib, aku membuat daftar perlengkapan yang harus dibawa saat prakondisi serta untuk di daerah 3T nanti. Daftar pertama aku fokuskan yang urgent untuk prakondisi selanjutnya daftar untuk dibawa ke daerah 3T. Perlengkapan yang udah ready langsung aku beri tanda centang agar lebih mudah mengecek sebebrapa banyak lagi perlengkapan yang belum ada untuk mengira-ngira kisaran dana yang dibutuhkan. Informasi perlengkapan aku peroleh dari twitter SM-3T UPI, web UPI.edu dan juga dari grup Whatsapp SM-3T UPI. Selain informasi perlengkapan masih banyak lagi informasi-informasi yang diberikan guna untuk kesiapan pisik, psikis dan mental yang lebih matang. Kita juga bisa ada gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan prakondisi dan kegiatan pengabdian SM-3T tahun sebelumnya dari informasi yang diberikan disalah satu situs tadi.
Perut sudah mulai memanggil ingin diperhatikan juga, dari itu daftar perlengkapan disimpan dengan rapi dan waktunya datang ke dapur menghampiri hidangan makan malam yang telah dihidangkan. Kami makan malam bersama-sama dengan begitu nikmatnya ditambah pada malam itu semua anggota keluarga memang sedang ada di rumah, jadi rumah terasa begitu ramai.
Pagi hari yang cerah di awal pekan, burung-burung bernyanyi merdu menyambut pagi yang penuh keberkahan bagi seluruh umat yang mengharap keridhoan Allah dipagi hari. Sungguh hari yang pas untuk memulai aktivitas dengan penuh semangat. Di rumah pagi sekali aku bangun, jadwal hari ini adalah mencari perlengkapan di sebuah pasar tradisional yang sejak kecil sudah sering aku kunjungi.
Pasar Limbangan itulah namanya. Sebuah pasar yang sudah lebih dari 23 tahun berdiri. Harga yang tergolong murah dan kualitas yang tidak kalah bagusnya menjadikan tempat tersebut salah satu temapt yang banyak dijkunjungi masyarakat baik dalam maupun luar kabupaten. Aku pergi ke pasar tersebut dengan ditemani ibu menggunakan sepeda motor. Berangkat pagi kami pilih agar bisa selesai sebelum siang hari dan juga kebutuhan pokok untuk masakan makan siang masih tersedia dan fresh.
Berhubung ibu sudah memiliki langganan sendiri untuk jenis barang yang dibutuhkan, maka setiba kami di pasar tak sulit mencari barang kami langsung ke jongko langganan ibu berada. Cukup banyak barang yang kami dapatkan disana sehingga daftar perlengkapan yang aku buat dengan cepatnya terisi tanda centang. Masih ada beberapa barang yang tidak kami temukan di pasar limbangan, karena waktu sudah siang akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan rencananya besok aku akan pergi mencari sisanya di kota kabupaten sekalin memperpanjang SIM C yang sebetulnya masih berlaku hingga Mei tahun depan.
Di rumah aku cek kembali segala barang yang telah ada sesuai daftar yang ku buat. Tak lupa aku juga terus memperbaharui informasi yang diberikan oleh panitia melalui salah satu mendia sosial yang ada.dirasa semua sudah selesai, aku berkumpul dan berbincang sambil beristirahat bersama orang tua dan saudara-saudaraku.
Esok hari masih pagi buta aku telah bersiap untuk menlanjutkan aktivitas. Sesuai jadwal hari ini pergi ke Polresta Kabupaten Sumedang untuk perpanjangan SIM. Setelah itu lanjut mencari sisa keperluan yang kemarin belum didapatkan. Terakhir cari makanan yang wajib hadir bila datang ke Sumedang juga pesanan orang rumah.hari ini sendiri saja motor ku pacu tanpa teman yang menemani, dua adikku juga sedang bersekolah. Jalanan cukup lancar sehinga tak butuh waktu lama untuk tiba di Polres Kabupaten Sumedang.
Setiba di lokasi, segera ku urus semua administrasi dan persyaratan yang harus dilengkapi. Tak butuh waktu lama untuk proses perpanjangan SIM. Tes kesehatan, masukan administasi ke pendaftaran, antri untuk foto dan terakhir menunggu pemanggilan untuk mengambil kartu SIM. Itu semua selesai dalam waktu ±30 menit dan kini SIM baru sudah ada ditangan siap untuk kembali digunakan.
Ku pacu kembali si biru menuju lokasi berikutnya. Pasar tradisional yang berada di kawasan Taman Endog. Jalanan sudah mulai ramai tetapi tidak menyebabkan kemacetan. Kondisi pasarpun belum begitu ramai dipadati pengunjung. Para pedagang pun masih terlihat ada yang merapikan barang dagangannya. Gesit saja aku buka daftar pelengkapan dan ku cari satu persatu perlengkapan yang dibutuhkan. Tak butuh waktu lama, semua sudah terkumpul, hanya beberapa yang memang harus dicari di Bandung. Terakhir giliran membeli makanan yang sejak dulu aku senangi dan wajib ada apabila main ke Sumedang. Comet (Combro Lemet dalam bahasa sunda bahasa indonesianya adalah combro mini atau kecil) itulah nama makanan yang wajib ada. Ada juga beberapa gorengan yang memang aku suka beli bila main ke Sumedang. Berikutnya tak lupa pesanan orang rumah yaitu tahu sumedang dan beberapa jenis buah-buahan. Semua sudah selesai dan perjalanan berikutnya adalah perjalanan kembali ke rumah.
Hari ke-3 di rumah sebelum pelaksanaan prakondisi. Jadwal hari ini adalah bersilaturahmi ke rumah sanak saudara meminata do’a restu sersta pamit untuk satu tahun ke depan pergi mengabdi di daerah 3T. Pagi hari aku ditemani Ibu datang berkunjung ke rumahorang tua serta saudara-saudara dari ayah kandungku karena jarak yang cukup jauh sehingga kami memilih untuk datang kesana terlebih dahulu. Disana kami cukup lama mengobrol. Aku menjelaskan mengenai kegiatan yang akan aku laksanakan satu tahun ke depan, sesekali ibu pun turut menjelaskan. Orang tua dan semua saudara dari bapak memberikan do’a dan restu serta pesan agar aku bisa menjalankan tugas dengan baik serta bisa menjaga diri dengan baik. Selain itu mereka juga berpesan agar aku datang ke rumah bapak untuk silaturahmi sekaligus meminta do’a dan restu pula. Cukup berat sebetulnya, tetapi walau bagaimanapun beliau tetap orang tua kandungku. Setelah dirasa urusan kami selesai, kami segera pamit karena setelah ini masih harus berkunjung ke rumah saudara dari Ibu.
Di perjalanan pulang, kami bertemu dengan bapak dan suami dari bibi yang kebetulan sedang bekerja di bangunan milik seseorang. Memang salah satu keahlian bapak adalah sebagai mebeulair dan tukang. Dulu banyak sekali orang meminta dibuatkan rumah, lemari serta pesanan kayu untuk kusen. Sampai sekarang sumber penghasilan bapak yang berasal dari pekerjaan tersebut. Saudara bapak memang bilang, bapak sedang ada pekerjaan membuat rumah masih disekitar daerah-daerah tersebut, benar saja aku melihat bapak sedang bekerja pada waktu itu. Aku parkir motor dan mengahmpiri bapak yang sedang bekerja sementara ibu menunggu di luar. Ku coba menegur dengan memberikan salam tak lupa bersun tangan. Bapak bertanya aku dan ibu pulang darimana. Ku jelaskan aktivitasku yang baru saja berkunjung ke rumah orang tua dan saudara bapak serta ku jelaskan pula tentang keikutsertaanku untuk mengajar di daerah 3T. Bapak sempat kaget dan bertanya kenapa aku harus ikut mengajar sampai ke luar pulau, tidak dapatkah sekolah tempat mengajar di Jawa. Aku jelaskan bahwa ini keinginanku dari kecil untuk bisa berpetualang melihat pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Ibu datang menghampiri pada saat kami berbincang. Beliau juga turut memberikan penjelasan bahwa sudah menjadi nasibku harus bergelut di bidang pendidikan dan mengawalinya dari daerah yang paling jauh. Aku pun langsung meminta do’a restu agar perjalanan dan pengabdianku berjalan lancar dan pulang kembali membawa hasil terbaik. Setelah meminta do’a restu, kami pamit pulang tak lupa juga pamit kepada paman.
Sore hari setelah cuaca agak teduh, satu persatu saudara dari Ibu aku kunjungi untuk meminta do’a dan restu. Hal ini aku lakukan sedini mungkin karena takutnya setelah prakondisi nanti akan langsung pemberangkatan ke lokasi 3T. Semua saudara ibu memberikan sebaris do’a, tak lupa juga amanat yang harus aku jaga dengan baik agar aku bisa kembali membawa yang terbaik.tak lupa juga pertanyaan-pertanyaan yang banyak tentang pengabdian nanti dan aku brusaha menjawab dengan mantapnya. Hari sudah mulai sore waktunya kembali ke rumah dan beristirahat.
PRAKONDISI
Minggu pagi yang cerah, ku bangun dan ku tatap daerah sekitar dari depan kostan. Hari ini adalah hari dimana seluruh peserta SM-3T akan berkumpul karena besok sudah mulai kegiatan prakondisi. Seluruh peserta wajib hadir siang hari nanti untuk melakukan registrasi ulang untuk mendapat ID Card dan nomor kamar asrama.
Selama pelaksanaan prakondisi, semua peserta dilarang membawa kendaraan pribadi dan juga dilarang untuk pulang ke rumah. Maka dari itu, aku berangkat dengan diantar oleh temanku dari kostn menuju kampus UPI. Sebetulnya jarak kostan menuju kampus UPI tidak terlalu jauh, tetapi jalur yang ditempuh merupakan jalur yang sering dipadati kendaraan membuat perjalanan terasa begitu lama. Tiba dilokasi sudah banyak orang berdatangan, mereka datang dengan diantar oleh orang tua masing-masing tetapi ada pula yang diantar oleh teman-temannya. Ku tunggu kedatangan temanku agar kami bisa melaksanakan registrasi bersama. Entah kenapa persasaan bercampur aduk menjadi satu. Kembali kini aku akan memiliki rekan baru dalam berjuang.
Saat melakukan registrasi disana sudah terpampang nomor kamar asrama selama prakondisi. Satu kamar diisi masing-masing empat orang peserta. Begitupun kamarku yang diisi oleh 3 peserta dari Program Studi Pendidikan Matematika dan 1 orang dari Program Studi Pendidikan Kimia. Kami berkenalan satu sama laindan ternyata rekan satu ruangan pada saat seleksi wawancara juga lolos. Total dari pendidikan Matematika yang ikut prakondisi adalah 16 orang.
Sore hari setelah registrasi selesai, semua barang bawaan disimpan di kamar masing-masing. Kami berkumpul di ruang bagian akademik untuk mendengarkan terkait pembukaan prakondisi besok baik dari jadwal maupun atribut yang harus kami pakai. Kegiatan prakondisi akan terbagi menjadi dua sesi yaitu sesi kelas (Indoor) dan sesi lapangan (Outdoor). Sesi indoor berisikan pembekalan dari segi materil serta kecakapan selama mengajar nanti. Sesi outdoor dimaksudkan sebagai gladi tangguh cara bertahan hidup di alam bebas dan jauh dari ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok. 2 minggu lebih pelaksanaan prakondisi akan dilalui dengan jadwal yang cukup padat dari dini hari sampai malam menjelang. Tidak ada yang namanya waktu libur.
Pembukaan prakondisi dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB di lt. 6 gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI (FPEB UPI). Acara berlangsung dengan khidmat. Gemuruh tepuk tangan bergema saat acara resmi dibuka oleh ketua penyelenggara. Tak lupa mars SM-3T pun menggema di ruang aula tersebut.
Hai kau pemuda dan pemudi
Harapan ibu pertiwi
Mari kita raih prestasi
Bersama kita membangun negeri
Jadilah pendidik yang berdedikasi
Mengabdi ke pelosok negeri
Mendidiklah dengan setulus hati agar tercipta generasi mandiri

Mari kita maju bersama
Mencerdasakan indonesia
Menjadi sarjana mendidika bangsa
Menujulah yang terdepan
Gapai mereka yang terluar
Jangkaulah mimpi-mimpi yang tertinggal
Demi terwujudnya generasi emas Indonesia

sesi kelas berlangsung dari tanggal 15-21 dan 30-31 agustus 2016. Sesi kelas? What??? Oh my god. Sesi yang paling menjenuhkan, duduk seharian mendengarkan materi yang dijelaskan para dosen dan itu terjadi dari pagi sampai sore (kebayang gimana gak bt nya duduk begitu saja seharian) maklum aku tipe orang yang suka berada belajar dari praktek, luar ruangan dan tentu lokasinya harus berbeda-beda biar gak bosen nuansa belajarnya. Di sesi kelas ini kami diberikan materi-materi yang harus kami kuasai mulai dari pengetahuan tentang kurikulum K-13, motivasi, pengetahuan tentang lokasi 3T, penyusunan perangkat pembelajaran dan administrasi kelas, simulasi mengajar kelas rangkap, penyusunan laporan triwulan dan laporan akhir. Bentuk penyampaiannya dengan membagi peserta menjadi 5 kelas berbeda dengan setiap kelas terisi sekitar 60 peserta. Posisiku ada di kelas D yang mana diisi oleh peserta yang sejurusan denganku, peserta dari bidang studi Fisika, Kimia, Bahasa Indonesia, Teknik, dan Seni. Kami mengikuti materi kelas ini setiap harinya dengan muka terkantuk-kantuk, bahkan tak sedikit yang sampai ketiduran saking ngantuknya (aku juga sempat tertidur saat materi kelas,,, hehehehe) hal ini mungkin disebabkan karena kegiatan kami yang padat dan jadwal istirahat kami yang sedikit ditambah gaya penyampaiannya yang hanya mengandalkan ceramah sehingga kami hanya mendengarkan penjelasan materi (meskipun ada beberapa materi yang melibatkan para peserta untuk aktif). Obat dari kejenuhan dan kekantukan selama sesi kelas ini adalah teman-teman yang super duper konyol dan solid. Bayangkan hanya dalam waktu 2 minggu, beuh mereka bias berbaur satu sama lain, saling ejek mengejek (hanya candaan), ah pokoknya seru deh susah buat digambarkan bagaimana hubungan kami terjalin yang pasti serasa keluarga besar.
Tanggal 22-29 agustus giliran kami mendapatkan materi lapangan. Ini sesi yang paling ditunggu-tunggu. Pakaian santai (gak rapi formal maksudnya), tempat diluar dan berbeda-beda yang biasanya pacu adrenalin dan keseruan walau capenya lebih dari sesi kelas tapi gak bikin ngantuk. Lokasi prakondisi outdoor bertempat di Dodik Bela Negara pangdam III Siliwangi yang ada di Lembang Bandung. Kami dilatih oleh para anggota TNI AD berbagai materi mulai dari PBB, latihan upacara, olahraga, bela diri, gladi tangguh, cara hidup di alam, p3k, sampai cara menangkap ular. Tak lupa soal kebersihan, kerapihan, dan kedisplinan juga di ajarkan selama sesi lapangan ini. Meskipun pemberian materinya semi ketat dan semi keras (maklum dilatih tentara jadi ya gaya latihannya gaya tentara), tetapi justru aku lebih suka mendapatkan materi lapangan, selain tidak membuat ngantuk, lokasi pemberian materinya juga berubah-ubah. Yang paling aku senangi dari sesi lapangan ini adalah ketika kita berjalan sejauh kurang lebih 5 kilometer dengan jalanan setapak dan agak menanjak sambil tak hentinya bernyanyi. kemudian pada saat kami melaksanakan kegiatan pencarian jejak dan pelarian yang mana di lokasi yang telah ditentukan kami benar-benar disuguhkan kondisi yang mengharuskan kami survive di alam liar. Terakhir adalah kegiatan halang rintang yang memacu adrenalin kami. Oh iya ada kejadian yang sebetulnya membuat aku heran, kaget sekaligus merasa bersalah juga sih saat pelaksanaan halang rintang. Waktu itu kelompokku telah menyelesaikan game menuruni are landau dengan tambang dan tentu saja pakaian kami langsung kotor, sementara kelompok lain belum ada yang kotor dan mereka terheran-heran kenapa kami sampai kotor begitu. Aku menjelaskan permainan pertama yang kami lakukan dan setelah itu dengan polosnya aku bilang saat nanti giliran kelompok lain harus ada hujan lebat dulu biar kondisi arena di permainan tersebut semakin seru dan kotor. Sebetulnya itu hanya candaanku saja, tapi…. Selang beberapa saat hujan turun dengan lebatnya hingga kami terpaksa untuk kembali ke titik berkumpul dan kegiatan halang rintangpun dihentikan. Sungguh kejadian yang aneh, entah itu karena ucapanku (waktu itu lokasi halang rintang adalah di area hutan dan yah sebetulnya kita harus hati-hati dalam berbicara) atau memang cuaca yang mengharuskan hujjan turun pada saat itu juga Sungguh pengalaman luar biasa yang aku dapatkan selama prakondisi ini. Setelah kita terkantuk-kantuk di sesi kelas, akhirnya kita mendapat liburan gratis di sesi lapangan. Satu lagi yang perlu diketahui bahwa di sesi lapangan ini kami semua kembali dibentuk menjadi beberapa pleton dengan jumlah anggota sekitar 33 orang dan kembali di pecah pada saat kegiatan survive pengejaran dan pelarian.
Sebelum penutupan prakondisi dilaksanakan, kami semua diberikan pengumuman mengenai lokasi tempat kami mengabdi nanti. Ini adalah hal yang kami tunggu-tunggu dari awal prakondisi, dimanakah nanti kami akan ditempatkan, dimanakah nanti kami akan berbagi pengalaman, apakah sesuai dengan keinginan atau memang sesuatu yang tidak diharapkan. Jreng....jreng....... lokasi tempatku mengabdi nanti adalah Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Wawwwwww sungguh lokasi yang diluar dugaan dan diluar harapan. Kaget dan gak percaya aku harus mengabdi disana selama satu tahun, orang tua juga sudah mewanti-wanti agar aku tidak sampai ditempatkan disana. Kami semua kemudian berkumpul sesuai dengan lokasi penempatan masing-masing. 54 orang peserta yang kesemuanya adalah laki-laki dari berbagai prodi, berbagai suku dan daerah akan mengabdi di tanah papua. Kami melakukan pemilihan ketua koordinator kabupaten agar jalur koordinasi bisa dilakukan dengan mudah.

yang masih penasaran dengan kisahnya, lanjut di postingan berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN OLEH ASEP SAEPUL, S.Pd., Gr CGP ANGKAT...