PERSIAPAN PRAKONDISI
Minggu subuh yang terasa begitu dingin,
bersiap untuk pulang ke rumah setelah semalam terjadi pembicaraan lewat telepon
dan untuk lebih jelas serta mempersiapkan segala sesuatu, maka aku putuskan
untuk pulang sesegera mungkin. Masih ada waktu sekitar satu minggu sampai
pelaksanaan prakondisi dimulai, jadi cukup waktu untuk istirahat, silaturahmi
dan persiapan segala sesuatunya. Udara yang masih terasa dingin aku terjang,
sambil mengendarai si biru, saksi perjuangan dari awal pendaftaran sampai lolos
prakondisi dengan gagahnya melaju dijalan. Tak lupa do’a selalu dipanjatkan
agar senantiasa diberikan keselamatan selama perjalanan pulang. Kondisi jalan
raya sudah cukup ramai, walaupun akhir pekan tetapi masih banyak orang yang
sudah melakukan aktivitas sejak dini hari.
Dua jam perjalanan dilalui dengan baik
tanpa ada hambatan sedikitpun. Ku ucap salam dan mengecup tangan kedua orang
tua yang saat itu sedang memulai aktivitas mereka. Seperti biasa pertanyaan
mereka adalah “pulang pagi sekali?” dan aku pasti menjawab biar tidak terjebak
macet dari Bandung jadi berangkat subuh-subuh. Aku pergi ke dapur cari makanan,
nonton TV dan istirahat. Begitu kebiasaanku tatkala pulang ke rumah dan di
rumah harus selalu ada makanan sebagai cemilan. Memang tidak ada tempat yang
paling nyaman selain di rumah. Dulu rajin bersih-bersih, sekarang setelah 4
tahun kuliah di Bandung, kalau pulang pasti kerjaan Cuma makan dan nonton,
hanya sesekali membantu membersihakan rumah.
Sore hari yang indah saat kunikmati
suasana itu dengan alunan musik, terdengar suara ibu memanggil untuk masuk dan
berkumpul di ruang keluarga. Disana bapak juga sudah menunggu sambil menonton
TV. Bapak bertanya mengenai hasil seleksi yang telah aku jalani dan kelanjutan
dari kegiatan yang aku ikuti ini. Aku menjelaskan serinci mungkin bahwa hasil
seleksi kemarin menyatakan aku berhak mengikuti kegiatan prakondisi, yakni
kegiatan pembekalan yang akan dilaksanakan selama dua minggu, mempersiapkan
para peserta sebelum terjun langsung ke daerah 3T. Selanjutnya akupun
menjelaskan bahwa lokasi pengabdian nanti ditentukan oleh pihak penyelenggara
dan akan mengabdi di daerah tersebut selama satu tahun. Kelanjutan dari
kegiatan ini adalah pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang akan
dilaksanakan selama satu tahun setelah program SM-3T. PPG nanti akan
mengantarkan kita mnedapatkan gelar Gr atau guru profesional. Apabila kita
ingin menjadi PNS, program yang terakhir dapat kita ikuti, nama program ini
adalah Guru Garis Depan (GGD) yang mana nanti kembali mengajar di pelosok
negeri. Begitu aku menjelaskan kepada kedua orang tuaku. Dukungan, do’a,
nasihat dan kekuatan terus dilontarkan oleh kedua orang tuaku. Mereka ingin aku
tetap maju dan melewati proses demi proses dari program ini dengan baik. Hal
ini membuat keyakinanu bertambah untuk terus melangkah maju dalam mewujudkan
cita-citaku sebagai seorang guru yang profesional.
Tak terasa waktu maghrib telah tiba. Perbincangan
kami akhiri untuk segera menunaikan ibadah sholat maghrib. Ku akhiri sembahyang
waktu itu dengan iringan do’a memanjatkan puji syukur karena diberikan orang
tua yang luar biasa dan berdo’a agar semua urusan diberi kelancaran, kemudahan
rezeki, dan semoga kelak aku bisa membalas semua jasa orang tuaku.
Usai melaksanakan sholat maghrib, aku
membuat daftar perlengkapan yang harus dibawa saat prakondisi serta untuk di
daerah 3T nanti. Daftar pertama aku fokuskan yang urgent untuk prakondisi
selanjutnya daftar untuk dibawa ke daerah 3T. Perlengkapan yang udah ready
langsung aku beri tanda centang agar lebih mudah mengecek sebebrapa banyak lagi
perlengkapan yang belum ada untuk mengira-ngira kisaran dana yang dibutuhkan.
Informasi perlengkapan aku peroleh dari twitter SM-3T UPI, web UPI.edu dan juga
dari grup Whatsapp SM-3T UPI. Selain informasi perlengkapan masih banyak lagi
informasi-informasi yang diberikan guna untuk kesiapan pisik, psikis dan mental
yang lebih matang. Kita juga bisa ada gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan
prakondisi dan kegiatan pengabdian SM-3T tahun sebelumnya dari informasi yang
diberikan disalah satu situs tadi.
Perut sudah mulai memanggil ingin
diperhatikan juga, dari itu daftar perlengkapan disimpan dengan rapi dan waktunya
datang ke dapur menghampiri hidangan makan malam yang telah dihidangkan. Kami
makan malam bersama-sama dengan begitu nikmatnya ditambah pada malam itu semua
anggota keluarga memang sedang ada di rumah, jadi rumah terasa begitu ramai.
Pagi hari yang cerah di awal pekan,
burung-burung bernyanyi merdu menyambut pagi yang penuh keberkahan bagi seluruh
umat yang mengharap keridhoan Allah dipagi hari. Sungguh hari yang pas untuk
memulai aktivitas dengan penuh semangat. Di rumah pagi sekali aku bangun,
jadwal hari ini adalah mencari perlengkapan di sebuah pasar tradisional yang
sejak kecil sudah sering aku kunjungi.
Pasar Limbangan itulah namanya. Sebuah
pasar yang sudah lebih dari 23 tahun berdiri. Harga yang tergolong murah dan
kualitas yang tidak kalah bagusnya menjadikan tempat tersebut salah satu temapt
yang banyak dijkunjungi masyarakat baik dalam maupun luar kabupaten. Aku pergi
ke pasar tersebut dengan ditemani ibu menggunakan sepeda motor. Berangkat pagi
kami pilih agar bisa selesai sebelum siang hari dan juga kebutuhan pokok untuk
masakan makan siang masih tersedia dan fresh.
Berhubung ibu sudah memiliki langganan
sendiri untuk jenis barang yang dibutuhkan, maka setiba kami di pasar tak sulit
mencari barang kami langsung ke jongko langganan ibu berada. Cukup banyak
barang yang kami dapatkan disana sehingga daftar perlengkapan yang aku buat
dengan cepatnya terisi tanda centang. Masih ada beberapa barang yang tidak kami
temukan di pasar limbangan, karena waktu sudah siang akhirnya kami memutuskan untuk
pulang dan rencananya besok aku akan pergi mencari sisanya di kota kabupaten sekalin
memperpanjang SIM C yang sebetulnya masih berlaku hingga Mei tahun depan.
Di rumah aku cek kembali segala barang
yang telah ada sesuai daftar yang ku buat. Tak lupa aku juga terus
memperbaharui informasi yang diberikan oleh panitia melalui salah satu mendia
sosial yang ada.dirasa semua sudah selesai, aku berkumpul dan berbincang sambil
beristirahat bersama orang tua dan saudara-saudaraku.
Esok hari masih pagi buta aku telah
bersiap untuk menlanjutkan aktivitas. Sesuai jadwal hari ini pergi ke Polresta
Kabupaten Sumedang untuk perpanjangan SIM. Setelah itu lanjut mencari sisa
keperluan yang kemarin belum didapatkan. Terakhir cari makanan yang wajib hadir
bila datang ke Sumedang juga pesanan orang rumah.hari ini sendiri saja motor ku
pacu tanpa teman yang menemani, dua adikku juga sedang bersekolah. Jalanan
cukup lancar sehinga tak butuh waktu lama untuk tiba di Polres Kabupaten
Sumedang.
Setiba di lokasi, segera ku urus semua
administrasi dan persyaratan yang harus dilengkapi. Tak butuh waktu lama untuk
proses perpanjangan SIM. Tes kesehatan, masukan administasi ke pendaftaran,
antri untuk foto dan terakhir menunggu pemanggilan untuk mengambil kartu SIM.
Itu semua selesai dalam waktu ±30 menit dan kini SIM baru sudah ada ditangan
siap untuk kembali digunakan.
Ku pacu kembali si biru menuju lokasi
berikutnya. Pasar tradisional yang berada di kawasan Taman Endog. Jalanan sudah
mulai ramai tetapi tidak menyebabkan kemacetan. Kondisi pasarpun belum begitu
ramai dipadati pengunjung. Para pedagang pun masih terlihat ada yang merapikan
barang dagangannya. Gesit saja aku buka daftar pelengkapan dan ku cari satu
persatu perlengkapan yang dibutuhkan. Tak butuh waktu lama, semua sudah
terkumpul, hanya beberapa yang memang harus dicari di Bandung. Terakhir giliran
membeli makanan yang sejak dulu aku senangi dan wajib ada apabila main ke
Sumedang. Comet (Combro Lemet dalam bahasa sunda bahasa indonesianya adalah
combro mini atau kecil) itulah nama makanan yang wajib ada. Ada juga beberapa
gorengan yang memang aku suka beli bila main ke Sumedang. Berikutnya tak lupa
pesanan orang rumah yaitu tahu sumedang dan beberapa jenis buah-buahan. Semua
sudah selesai dan perjalanan berikutnya adalah perjalanan kembali ke rumah.
Hari ke-3 di rumah sebelum pelaksanaan
prakondisi. Jadwal hari ini adalah bersilaturahmi ke rumah sanak saudara
meminata do’a restu sersta pamit untuk satu tahun ke depan pergi mengabdi di
daerah 3T. Pagi hari aku ditemani Ibu datang berkunjung ke rumahorang tua serta
saudara-saudara dari ayah kandungku karena jarak yang cukup jauh sehingga kami
memilih untuk datang kesana terlebih dahulu. Disana kami cukup lama mengobrol.
Aku menjelaskan mengenai kegiatan yang akan aku laksanakan satu tahun ke depan,
sesekali ibu pun turut menjelaskan. Orang tua dan semua saudara dari bapak
memberikan do’a dan restu serta pesan agar aku bisa menjalankan tugas dengan
baik serta bisa menjaga diri dengan baik. Selain itu mereka juga berpesan agar
aku datang ke rumah bapak untuk silaturahmi sekaligus meminta do’a dan restu
pula. Cukup berat sebetulnya, tetapi walau bagaimanapun beliau tetap orang tua
kandungku. Setelah dirasa urusan kami selesai, kami segera pamit karena setelah
ini masih harus berkunjung ke rumah saudara dari Ibu.
Di perjalanan pulang, kami bertemu dengan
bapak dan suami dari bibi yang kebetulan sedang bekerja di bangunan milik
seseorang. Memang salah satu keahlian bapak adalah sebagai mebeulair dan
tukang. Dulu banyak sekali orang meminta dibuatkan rumah, lemari serta pesanan
kayu untuk kusen. Sampai sekarang sumber penghasilan bapak yang berasal dari
pekerjaan tersebut. Saudara bapak memang bilang, bapak sedang ada pekerjaan
membuat rumah masih disekitar daerah-daerah tersebut, benar saja aku melihat
bapak sedang bekerja pada waktu itu. Aku parkir motor dan mengahmpiri bapak
yang sedang bekerja sementara ibu menunggu di luar. Ku coba menegur dengan
memberikan salam tak lupa bersun tangan. Bapak bertanya aku dan ibu pulang
darimana. Ku jelaskan aktivitasku yang baru saja berkunjung ke rumah orang tua
dan saudara bapak serta ku jelaskan pula tentang keikutsertaanku untuk mengajar
di daerah 3T. Bapak sempat kaget dan bertanya kenapa aku harus ikut mengajar
sampai ke luar pulau, tidak dapatkah sekolah tempat mengajar di Jawa. Aku
jelaskan bahwa ini keinginanku dari kecil untuk bisa berpetualang melihat
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Ibu datang menghampiri pada saat kami
berbincang. Beliau juga turut memberikan penjelasan bahwa sudah menjadi nasibku
harus bergelut di bidang pendidikan dan mengawalinya dari daerah yang paling
jauh. Aku pun langsung meminta do’a restu agar perjalanan dan pengabdianku
berjalan lancar dan pulang kembali membawa hasil terbaik. Setelah meminta do’a
restu, kami pamit pulang tak lupa juga pamit kepada paman.
Sore hari setelah
cuaca agak teduh, satu persatu saudara dari Ibu aku kunjungi untuk meminta do’a
dan restu. Hal ini aku lakukan sedini mungkin karena takutnya setelah
prakondisi nanti akan langsung pemberangkatan ke lokasi 3T. Semua saudara ibu
memberikan sebaris do’a, tak lupa juga amanat yang harus aku jaga dengan baik
agar aku bisa kembali membawa yang terbaik.tak lupa juga pertanyaan-pertanyaan
yang banyak tentang pengabdian nanti dan aku brusaha menjawab dengan mantapnya.
Hari sudah mulai sore waktunya kembali ke rumah dan beristirahat.
PRAKONDISI
Minggu pagi yang cerah, ku bangun dan ku
tatap daerah sekitar dari depan kostan. Hari ini adalah
hari dimana seluruh peserta SM-3T akan berkumpul karena besok sudah mulai
kegiatan prakondisi. Seluruh peserta wajib hadir siang hari nanti untuk
melakukan registrasi ulang untuk mendapat ID Card dan nomor kamar asrama.
Selama pelaksanaan prakondisi, semua
peserta dilarang membawa kendaraan pribadi dan juga dilarang untuk pulang ke
rumah. Maka dari itu, aku berangkat dengan diantar oleh temanku dari kostn
menuju kampus UPI. Sebetulnya jarak kostan menuju kampus UPI tidak terlalu jauh, tetapi jalur
yang ditempuh merupakan jalur yang sering dipadati kendaraan membuat perjalanan
terasa begitu lama. Tiba dilokasi sudah banyak orang berdatangan, mereka datang
dengan diantar oleh orang tua masing-masing tetapi ada pula yang diantar oleh
teman-temannya. Ku tunggu kedatangan temanku agar kami bisa melaksanakan
registrasi bersama. Entah kenapa persasaan bercampur aduk menjadi satu. Kembali
kini aku akan memiliki rekan baru dalam berjuang.
Saat melakukan registrasi disana sudah
terpampang nomor kamar asrama selama prakondisi. Satu kamar diisi masing-masing
empat orang peserta. Begitupun kamarku yang diisi oleh 3 peserta dari Program
Studi Pendidikan Matematika dan 1 orang dari Program Studi Pendidikan Kimia. Kami berkenalan satu sama laindan
ternyata rekan satu ruangan pada saat seleksi wawancara juga lolos. Total dari
pendidikan Matematika yang ikut prakondisi adalah 16 orang.
Sore hari setelah registrasi selesai,
semua barang bawaan disimpan di kamar masing-masing. Kami berkumpul di ruang
bagian akademik untuk mendengarkan terkait pembukaan prakondisi besok baik dari
jadwal maupun atribut yang harus kami pakai. Kegiatan prakondisi akan terbagi menjadi
dua sesi yaitu sesi kelas (Indoor)
dan sesi lapangan (Outdoor). Sesi
indoor berisikan pembekalan dari segi materil serta kecakapan selama mengajar
nanti. Sesi outdoor dimaksudkan sebagai gladi tangguh cara bertahan hidup di
alam bebas dan jauh dari ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok. 2 minggu
lebih pelaksanaan prakondisi akan dilalui dengan jadwal yang cukup padat dari
dini hari sampai malam menjelang. Tidak ada yang namanya waktu libur.
Pembukaan prakondisi dilaksanakan pada
pukul 13.00 WIB di lt. 6 gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
(FPEB UPI). Acara berlangsung dengan khidmat. Gemuruh tepuk tangan bergema saat
acara resmi dibuka oleh ketua penyelenggara. Tak lupa mars SM-3T pun menggema
di ruang aula tersebut.
Hai kau pemuda dan pemudi
Harapan ibu pertiwi
Mari kita raih prestasi
Bersama kita membangun negeri
Jadilah pendidik yang berdedikasi
Mengabdi ke pelosok negeri
Mendidiklah dengan setulus hati agar
tercipta generasi mandiri
Mari kita maju bersama
Mencerdasakan indonesia
Menjadi sarjana mendidika bangsa
Menujulah yang terdepan
Gapai mereka yang terluar
Jangkaulah mimpi-mimpi yang tertinggal
Demi terwujudnya generasi emas Indonesia
sesi kelas berlangsung dari tanggal 15-21 dan 30-31
agustus 2016. Sesi kelas? What??? Oh my god.
Sesi yang paling menjenuhkan, duduk seharian mendengarkan materi yang
dijelaskan para dosen dan itu terjadi dari pagi sampai sore (kebayang gimana
gak bt nya duduk begitu saja seharian) maklum aku tipe orang yang suka berada
belajar dari praktek, luar ruangan dan tentu lokasinya harus berbeda-beda biar
gak bosen nuansa belajarnya. Di sesi kelas ini
kami diberikan materi-materi yang harus kami kuasai mulai dari pengetahuan
tentang kurikulum K-13, motivasi, pengetahuan tentang lokasi 3T, penyusunan
perangkat pembelajaran dan administrasi kelas, simulasi mengajar kelas rangkap,
penyusunan laporan triwulan dan laporan akhir. Bentuk penyampaiannya dengan
membagi peserta menjadi 5 kelas berbeda dengan setiap kelas terisi sekitar 60
peserta. Posisiku ada di kelas D yang mana diisi oleh peserta yang sejurusan
denganku, peserta dari bidang studi Fisika, Kimia, Bahasa Indonesia, Teknik,
dan Seni. Kami mengikuti materi kelas ini setiap harinya dengan muka terkantuk-kantuk,
bahkan tak sedikit yang sampai ketiduran saking ngantuknya (aku juga sempat
tertidur saat materi kelas,,, hehehehe) hal ini mungkin disebabkan karena
kegiatan kami yang padat dan jadwal istirahat kami yang sedikit ditambah gaya
penyampaiannya yang hanya mengandalkan ceramah sehingga kami hanya mendengarkan
penjelasan materi (meskipun ada beberapa materi yang melibatkan para peserta
untuk aktif). Obat dari kejenuhan dan kekantukan selama sesi kelas ini adalah
teman-teman yang super duper konyol dan solid. Bayangkan hanya dalam waktu 2
minggu, beuh mereka bias berbaur satu sama lain, saling ejek mengejek (hanya
candaan), ah pokoknya seru deh susah buat digambarkan bagaimana hubungan kami
terjalin yang pasti serasa keluarga besar.
Tanggal 22-29 agustus giliran kami
mendapatkan materi lapangan. Ini sesi yang paling ditunggu-tunggu. Pakaian santai
(gak rapi formal maksudnya), tempat diluar dan berbeda-beda yang biasanya pacu
adrenalin dan keseruan walau capenya lebih dari sesi kelas tapi gak bikin
ngantuk. Lokasi prakondisi outdoor bertempat di Dodik Bela Negara
pangdam III Siliwangi yang ada di Lembang Bandung. Kami dilatih oleh para
anggota TNI AD berbagai materi mulai dari PBB, latihan upacara, olahraga, bela
diri, gladi tangguh, cara hidup di alam, p3k, sampai cara menangkap ular. Tak
lupa soal kebersihan, kerapihan, dan kedisplinan juga di ajarkan selama sesi
lapangan ini. Meskipun pemberian materinya semi ketat dan semi keras (maklum
dilatih tentara jadi ya gaya latihannya gaya tentara), tetapi justru aku lebih
suka mendapatkan materi lapangan, selain tidak membuat ngantuk, lokasi
pemberian materinya juga berubah-ubah. Yang paling aku senangi dari sesi
lapangan ini adalah ketika kita berjalan sejauh kurang lebih 5 kilometer dengan
jalanan setapak dan agak menanjak sambil tak hentinya bernyanyi. kemudian pada
saat kami melaksanakan kegiatan pencarian jejak dan pelarian yang mana di
lokasi yang telah ditentukan kami benar-benar disuguhkan kondisi yang
mengharuskan kami survive di alam
liar. Terakhir adalah kegiatan halang rintang yang memacu adrenalin kami. Oh iya ada
kejadian yang sebetulnya membuat aku heran, kaget sekaligus merasa bersalah
juga sih saat pelaksanaan halang rintang. Waktu itu kelompokku telah
menyelesaikan game menuruni are landau dengan tambang dan tentu saja pakaian
kami langsung kotor, sementara kelompok lain belum ada yang kotor dan mereka
terheran-heran kenapa kami sampai kotor begitu. Aku menjelaskan permainan
pertama yang kami lakukan dan setelah itu dengan polosnya aku bilang saat nanti
giliran kelompok lain harus ada hujan lebat dulu biar kondisi arena di
permainan tersebut semakin seru dan kotor. Sebetulnya itu hanya candaanku saja,
tapi…. Selang beberapa saat hujan turun dengan lebatnya hingga kami terpaksa
untuk kembali ke titik berkumpul dan kegiatan halang rintangpun dihentikan.
Sungguh kejadian yang aneh, entah itu karena ucapanku (waktu itu lokasi halang
rintang adalah di area hutan dan yah sebetulnya kita harus hati-hati dalam
berbicara) atau memang cuaca yang mengharuskan hujjan turun pada saat itu juga Sungguh pengalaman luar biasa yang aku dapatkan
selama prakondisi ini. Setelah kita terkantuk-kantuk di sesi kelas, akhirnya
kita mendapat liburan gratis di sesi lapangan. Satu lagi yang perlu diketahui
bahwa di sesi lapangan ini kami semua kembali dibentuk menjadi beberapa pleton
dengan jumlah anggota sekitar 33 orang dan kembali di pecah pada saat kegiatan survive pengejaran dan pelarian.
Sebelum penutupan prakondisi dilaksanakan,
kami semua diberikan pengumuman mengenai lokasi tempat kami mengabdi nanti. Ini
adalah hal yang kami tunggu-tunggu dari awal prakondisi, dimanakah nanti kami
akan ditempatkan, dimanakah nanti kami akan berbagi pengalaman, apakah sesuai
dengan keinginan atau memang sesuatu yang tidak diharapkan.
Jreng....jreng....... lokasi tempatku mengabdi nanti adalah Kabupaten Asmat,
Provinsi Papua. Wawwwwww sungguh lokasi yang diluar dugaan dan diluar harapan.
Kaget dan gak percaya aku harus mengabdi disana selama satu tahun, orang tua
juga sudah mewanti-wanti agar aku tidak sampai ditempatkan disana. Kami semua
kemudian berkumpul sesuai dengan lokasi penempatan masing-masing. 54 orang
peserta yang kesemuanya adalah laki-laki dari berbagai prodi, berbagai suku dan
daerah akan mengabdi di tanah papua. Kami melakukan pemilihan ketua koordinator
kabupaten agar jalur koordinasi bisa dilakukan dengan mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar